Kamis, 31 Maret 2016

15 Menit Bersama Jokowi, Presiden Pelayan Rakyat


CATATAN : ANDI AR EVRAI


Aktivis Pospera bersama Presiden Jokowi
SAAT  kunjungan Presiden RI Jokowi ke Kalimantan, khususnya kota Balikpapan baru-baru ini, awalnya saya anggap biasa-biasa saja. Tetapi begitu saya dapat informasi kunjungan RI 1 ini hanya untuk meninjau proyek jalan tol Balikpapan-Samarinda dan pembagian kartu Indonesia sehat. Saya pun menjadi penasaran, kenapa Jokowi tidak datang untuk menyelesaikan masalah krisis air di Balikpapan? Yang ini sangat penting untuk kehidupan orang banyak.
Beberapa aktivis yang tergabung dalam Posko Perjuangan Rakyat (Pospera), akhirnya mengajak saya untuk bertemu dengan Jokowi guna mengadukan permasalahan krisis air bersih di Balikpapan dan pembangunan waduk Teritip yang mangkrak sejak bertahun-tahun lalu.
Awalnya saya pesimis dengan rencana para aktivis ini, sebab pengalaman saya untuk bertemu dengan Presiden-Presiden terdahulu dibutuhkan waktu berhari-hari dengan protokoler yang njelimet untuk bisa bertemu dengan seorang Presiden. Sementara waktu yang ada hanya tinggal satu hari saja.
“Kita harus cari jalan bang, bagaimana caranya supaya permasalahan ini bisa disampaikan ke Jokowi,” kata Mei Christy seorang aktivis perempuan dari warga Dayak. “Ya, sudah kita sama-sama berusaha saja mencari jalan, supaya bisa diketemukan sama Jokowi,” kata saya.
Akhirnya dalam sehari itu para aktivis ini pun mencari informasi sana-sini untuk bisa mendapatkan akses bertemu dengan Presiden RI, akhirnya mereka pun mendapatkan respon dari tim Sekretaris Pribadi Presiden, yang siap membantu untuk mempertemukan dengan Jokowi. Setelah menunggu beberapa waktu, akhirnya kepastian didapat, bahwa Jokowi siap menerima mereka jam 9 pagi sebelum pergi ke lapangan.
Meskipun pertemuan ini tidak masuk dalam agenda protocol sebelumnya, tetapi karena Jokowi ingin mendengar langsung informasi yang berbeda, maka kami pun diberikan waktu untuk bertemu
Setelah melalui prosedur protokoler, saya dan rombongan aktivis ini pun bisa masuk ke hotel Senyiur tempat rombongan Presiden menginap, dan pihak protocol pun mengingatkan saat berbicara dengan Presiden nanti supaya langsung ke point saja, karena waktu yang disediakan terbatas.
Kami pun diminta untuk menunggu Presiden di Lobi hotel, benar juga, begitu rombongan sudah siap di lobi, tiba-tiba Jokowi dan ibu Iriana keluar dari lift, dan langsung bergabung dengan para aktivis untuk mengajak bersilaturahim.
Wow, dalam hati saya, ternyata Presiden yang satu ini memang berbeda, tidak mau terlalu kaku meskipun dia seorang Presiden dan sangat bersahabat saat berkomunikasi, meskipun yang dia temui adalah aktivis-aktivis muda yang sebagian barusan lulus dari bangku kuliah.
“Apa yang bisa kami bantu adik-adik sekalian,” sapa Jokowi sambil tersenyum menyalami satu persatu bersama istrinya.
Presiden yang saat itu berpakaian putih hitam dan sang istri juga tak kalah sederhananya mengenakan pakaian syar”I yang keliatan produk asli Indonesia yang juga hasil rancangan desainer local. Sehingga bu Iriana pun terlihat begitu sederhananya saat itu kalah glamour dibandingkan istri kepala daerah, tidak terlihat kalau dia itu seorang istri pejabat, tapi dengan kesederhanaan itu tidak mengurangi keanggunannya sebagai seorang wanita Jawa.
“Pak, tolong bantu masyarakat Balikpapan, sudah lama mereka krisis air,” kata Mei Christy, Tonny Ngo dan lainnya.
“Ya, selama ini tidak ada yang kasih tahu ke saya tentang krisis air di Balikpapan,” jawab Jokowi.
“Bapak harus meninjau waduk Teritip yang sudah mangkrak bertahun-tahun, supaya kota ini bisa bebas krisis air,” lanjut Mei.
“Untuk masalah waduk Teritip, sudah saya putuskan hari ini juga saya tinjau, dan saya akan ingatkan Walikotanya kalau sampai tahun depan, Balikpapan masih juga krisis air,” tegas Jokowi.
Padahal dalam agenda protocol yang sudah disusun memang tidak ada agenda Presiden untuk meninjau waduk Teritip. Tetapi karena laporan dari para aktivis masalah krisis air ini, Jokowi pun langsung cepat merespon.
“Pak, di Mahakam Ulu masih susah transportasinya dan disana harga barang sangat mahal sehingga biaya hidup jadi tinggi,” lapor seorang aktivis dari Mahakam Ulu.
“kira-kira untuk kesana, apakah bisa ditempuh dengan helicopter, supaya saya bisa ke sana,” tanya Jokowi.
“Waduh Pak, di sana belum ada helipad, tetapi kalau bapak mau kesana, nanti akan kami siapkan lokasi untuk pendaratan helipad,” jawab si aktivis.
Menurut aktivis ini daerah Mahakam Ulu merupakan daerah terisolir di Kalimantan Timur, untuk menuju ke sana hanya bisa ditempuh dengan menggunakan angkutan sungai, karena jalan yang ada sangat jelek, sehingga harga BBM di daerah sangat mahal dibandingkan daerah lain. Kalau jalan ke daerah ini bisa dibangun dengan bagus, maka pasokan barang ke daerah tentu lebih mudah.
Setelah berbagai permasalahan sudah disampaikan ke Jokowi, dan sang Presiden berjanji akan segera menyelesaikannya, maka Jokowi pun mohon diri untuk segera ke lapangan.
Dari sini terlihat kalau seorang Jokowi ini memang seorang pekerja keras dan selalu berusaha menyelesaikan permasalahan yang terjadi. Terbukti untuk masalah krisis air, dia langsung turun ke proyek waduk Teritip dan meminta kepada Menteri Pekerjaan Umum untuk membantu pembangunan waduk ini dan ditargetkan satu tahun bisa digunakan. Jokowi pun mengingatkan Wali Kota Balikpapan bahwa tahun depan tidak ada lagi terjadi krisis air di Balikpapan, bagaimana pun caranya.
Adapun untuk masalah di Mahakam Ulu, Jokowi hari itu juga menugaskan stafnya untuk pergi Mahakam Ulu dan melaporkan apa-apa saja yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah terisolirnya daerah ini, untuk segera diambil tindakan oleh pemerintah pusat.
Pertemuan yang hanya 15 menit dengan Jokowi dan apa yang telah Jokowi lakukan di lapangan selama kunjungan di Kalimantan, menunjukkan kalau dirinya ingin menjadi seorang pemimpin yang baik, sebab pemimpin yang baik itu adalah Pelayan Kelas Wahid.
Semoga bangsa dan negara Indonesia semakin maju di bawah kepemimpinan Jokowi  yang berasal dari Solo. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terkini

Info Cuaca Kaltara

Redaksi

Penasehat: Suyoso Nantra SSos MM, Pemimpin Umum : Tomo Widodo, Wakil Pemimpin Umum : Abdul Rahman, Dewan Redaksi: Ir Lusiano SH MBA, Tomo Widodo, SHut, Max Oroh, Andi M Firzan, SH, Anton Hidayat SHut. Pemimpin Redaksi: Sahruddin SPd.,SE, Redaktur Pelaksana: Max Oroh Redaktur: Juli Prastomo, Munawar, Kepala Biro Sebatik : Sahruddin SPd.,SE, Biro Nunukan : Harry Kurniawan, Sahabuddin, Staf Redaksi: H Ponidi HB, Budyastono, M. Usman Jakatalu, Andi Ar Evrai, Kontributor Yogyakarta dan Sekitarnya: Drs Raga Afandi, Bayu Sukma P, SE. Kontributor Kaltara: M Imam. Fotografer: H Ponidi HB Manager Umum & EO: Abdul Rahman Manager Keuangan: Anton Hidayat, SHut Manager Iklan: Sam A Widodo Koordinator IT: Juli Prastomo. Staff IT: Muhmamad Fathur, Max Oroh, Penerbit: PT Kabar Group Kantor Pusat: Komp. Taman Sari Bukit Mutiara, Blok RK 40-41, Kel. Gunung Samarinda Baru, Kec. Balikpapan Utara, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, Indonesia Telp.: 081254235977, 081250278889, 087841170982, 085652021853 Email: redaksi__kabarkaltim@hotmail.com